IR NEWS
27 Januari 2021
Pro-Navalny berdiri di depan aparat selama protes terhadap pemenjaraan pemimpin oposisi Alexei Navalny di Moskow, Rusia, Sabtu, 23 Januari 2021.
(Sumber: www.news.sky.com)
Pada 23 Januari 2021, terjadi aksi unjuk rasa yang berujung bentrok antara masyarakat sipil dan aparat di Rusia terkait penentangan atas pemerintahan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Para unjuk rasa berasal dari pendukung Alexei Navalny, yang merupakan tokoh oposisi rezim pemerintahan Rusia saat ini. Bentrokan terjadi di Moskow, St. Petersburg, Vladivostok, dan kota-kota lain di Rusia. Dikutip dari France24, protes ini dihadiri oleh ribuan massa yang menyerbu ibu kota Moskow. Disamping itu, dari luar Moskow ada setidaknya ribuan orang turun ke bagian timur jauh Rusia, seperti Siberia dan Ural.[1]
Protes massal ini merupakan jawaban atas seruan Alexei Navalny yang ditangkap setelah ia tiba di Moskow (17/1/2021). Sebelumnya, Navalny menjalani pemulihan di Jerman akibat dari keracunan ‘Novichok’ (senjata kimia) yang ia alami di Rusia pada hari Kamis (20/8/2020).[2] Setelah ditangkap, Navalny dijatuhkan hukuman penjara selama 30 hari atas tuduhan melanggar ketentuan pembebasan bersyarat.[3]
‘Istana Putin’ yang terletak di sepanjang pantai Laut Hitam selatan, Rusia.
(Sumber: www.rfrel.org , www.navalny.com , Aleksei Navalny)
Pada 19 Januari 2021, Alexei Navalny melalui The Anti-Corruption Foundation miliknya merilis video di kanal YouTube dengan judul “Putin’s palace. History of world’s largest bribe” yang dituding sebagai tindakan suap terbesar dalam sejarah dunia. Hingga saat ini (27/1/2021), video tersebut telah ditonton lebih dari 90 juta kali di YouTube. ‘Istana Putin’ dilaporkan memiliki luas 17.691 m2, dan terletak di sepanjang pantai Laut Hitam selatan Rusia. Dalam video dikatakan bahwa pembangunan istana tersebut menelan biaya hingga 1,35 miliar dollar (USD) atau setara dengan 19 triliun rupiah.[4]
Siapa Alexei Navalny?
Alexei Navalny adalah seorang aktivis antikorupsi Rusia yang mengenyam pendidikan di Yale University, Amerika Serikat. Ia mendirikan “The Anti-Corruption Foundation” yang berbasis dari laporan masyarakat terhadap praktik korupsi di Rusia. Dalam saluran YouTube, Navalny telah berhasil mendapatkan perhatian banyak orang dalam aksinya memberikan laporan investigasi tentang korupsi. Dengan film pendek yang berjudul “He Is Not Dimon to You” di kanal YouTube-nya, ia mengecam mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Dalam video tersebut ia mengungkap tindakan korupsi yang dilakukan rezim Medvedev pada masanya.[5]
Alexei Navalny mengambil bagian dalam unjuk rasa untuk memperingati 5 tahun pembunuhan politisi oposisi Boris Nemtsov dan memprotes usulan amandemen konstitusi negara, di Moskow, Rusia, 29 Februari 2020.
(Sumber: www.reuters.com , Shamil Zhumatov)
Dalam menentang rezim Putin, Navalny bertujuan untuk mereformasi Putinism dengan menjalin hubungan dengan berbagai kelompok oposisi Putin. Ia mewakilkan suara masyarakat umum dan melakukan kampanye atas nama generasi baru untuk calon perwakilan dari kalangan oposisi terhadap politik Rusia.[6]
Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia
Tindakan kekerasan yang dilakukan aparat dalam membubarkan demonstrasi ini menuai banyak kritik dari berbagai negara. Dalam hal ini, Uni Eropa tidak tinggal diam melihat konflik yang terjadi saat ini di Rusia. Anggota parlemen Uni Eropa meminta pihak berwenang Rusia untuk segera membebaskan politisi oposisi Rusia dan aktivis anti-korupsi, Alexei Navalny.[7]
Dikutip dari Financial Times, Andrzej Duda mengatakan bahwa “Satu-satunya cara untuk (menghindari konflik) adalah dengan memaksa pematuhan terhadap hukum internasional. Satu-satunya cara untuk melakukan ini tanpa senapan, meriam dan bom adalah melalui sanksi.” Duda menyerukan kepada Uni Eropa untuk melakukan sanksi terhadap Rusia atas perlakuannya terhadap Alexei Navalny.[8]
Disamping itu, pelanggaran hak asasi manusia di Kremlin harus dimintai pertanggungjawaban secara efektif. Beberapa anggota parlemen meminta Uni Eropa untuk membatalkan pekerjaan yang tersisa pada pipa Nord Stream 2, sebagai bentuk dari sanksi ekonomi terhadap pemerintah Rusia.[9]
Percekcokan Panas antara Amerika Serikat dan Rusia
Respon AS Terhadap Perlakuan Rusia
Amerika Serikat (AS) membuka suara terkait permasalahan Alexei Navalny di Rusia. Pihak AS meminta Moskow untuk membebaskan Navalny, serta membebaskan demonstran yang ditahan oleh aparat Rusia. Tentunya hal ini memicu ketegangan hubungan antara Rusia dan AS.
Cuitan Rebecca Ross melalui Twitter yang menentang perlakuan Rusia terhadap Alexei Navalny
(Sumber: www.twitter.com , Rebecca Ross)
Pada saat protes, juru bicara kedutaan besar AS di Moskow, Rebecca Ross, ikut menyerukan pembebasan terhadap Navalny yang melalui Twitter-nya mengatakan “AS mendukung hak semua orang untuk melakukan protes damai, kebebasan berekspresi. Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Rusia menekan hak-hak itu.” Ia menegaskan bahwa peringatan tersebut adalah bentuk dari praktik umum dari misi diplomatik berbagai negara.[10]
Respon Rusia Terhadap Campur Tangan AS
Dilansir dari Reuters, Vladimir Putin menyatakan bahwa AS telah ikut campur dalam permasalahan internal Rusia terkait penahanan Alexei Navalny. Menurut juru bicara Kremlin, Putin mengatakan akan merespon dengan bentuk yang sama jika Joe Biden selaku presiden baru AS menunjukkan kesediaan untuk berdialog dengan Rusia.[11]
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menawarkan dialog terbuka untuk AS sebagai bentuk dari tanggapan Rusia terhadap AS yang telah ikut campur dalam permasalahan internal negara Rusia. Ia menjelaskan bahwa dialog ini akan menjelaskan poin-poin rasional terhadap perlakuan Rusia kepada Navalny tersebut. Disamping itu, Dmitry Peskov menegaskan bahwa AS secara tidak langsung telah ikut campur dalam urusan internal Rusia, dan mengklaim bahwa tindakan tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap hukum Federasi Rusia.
- [1] Thousands across Russia rally for jailed opposition leader Alexei Navalny dalam https://www.france24.com/en/europe/20210123-russia-arrests-dozens-of-navalny-supporters-at-anti-putin-rallies-across-country diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 21.49 WIB. ↑
- [2] Alexei Navalny: ‘Poisoned’ Russian opposition leader in a coma dalam https://www.bbc.com/news/world-europe-53844958 ↑
- [3] Person of the Week: Aleksei Navalny, a prisoner of conscience, arrested and remanded in custody for 30 days dalam https://www.rightsinrussia.org/person-of-the-week-55/ diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 22.02 WIB. ↑
- [4] Алексей Навальный, (2021), Putin’s palace. History of world’s largest bribe dalam https://www.youtube.com/watch?v=ipAnwilMncI diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 22.12 WIB. ↑
- [5] Navalny’s Anti-Corruption Fund Accuses Medvedev of Secret Massive Estate dalam https://foreignpolicy.com/2017/03/02/navalnys-anti-corruption-fund-accuses-medvedev-of-secret-massive-estate/ diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 22.31 WIB. ↑
- [6] How Alexei Navalny revolutionized opposition politics in Russia, before his apparent poisoning dalam https://theconversation.com/how-alexei-navalny-revolutionized-opposition-politics-in-russia-before-his-apparent-poisoning-144830 diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 23.06 WIB. ↑
- [7] MEPs call for additional EU sanctions against Russia over Navalny’s imprisonment dalam https://www.europarl.europa.eu/news/en/press-room/20210118IPR95810/meps-call-for-additional-eu-sanctions-against-russia-over-navalny-s-imprisonment diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 23.12 WIB. ↑
- [8] Polish president calls on EU to step up sanctions on Russia dalam https://www.ft.com/content/673021c5-12b5-4f52-9064-027e1d31f460 diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 23.21 WIB. ↑
- [9] Loc.Cit. (www.europarl.europa.eu) ↑
- [10] Rebecca Ros dalam https://twitter.com/USEmbRuPress/status/1352959290353410055?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1352959290353410055%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vox.com%2F2021%2F1%2F23%2F22246273%2Frussian-protesters-arrested-alexei-navalny-demonstrations-putin-critic diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 23.37 WIB. ↑
- [11] Kremlin accuses U.S. of meddling in affairs, but says ready to talk dalam https://www.reuters.com/article/russia-usa-politics/update-1-kremlin-says-putin-ready-for-dialogue-if-us-willing-idUSL1N2JZ078 diakses pada tanggal 25 Januari 2021, pukul 23.42 WIB. ↑
Rahmat Ilahi (2021)
0 Komentar